Di kala bulan masih menyinari untaian mimpi
Aku bertanya pada keheningan di setiap angan
Beribu "mengapa" yang tak kunjung menjadi "karena"
Hati terlalu banyak berbicara, membuat logika tak lagi bekerja
Dalam rindu yang sibuk mencari jalan pulang,
Meninggalkan cinta seperti menorehkan luka pada hatimu sendiri
Setiap luka meninggalkan duka, dan air mata tak lagi terasa asing
Namun cinta tak pernah berhenti membuatku mencintaimu
Cinta selalu benar
Hanya bagaimana permainan waktu yang menjawabnya
Aku tak pernah menyesal dengan rasa ini,
Tidak pula menyalahkanmu karena semua ini, bukan karena aku vuta karena cinta
Tapi tak mungkin aku menyalahkan keajaibanku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar