Dalam diam aku mengenangmu.
Mencoba membuka luka lama,
mencari perih diantara rintih
melihat duka yang tak kunjung menjadi suka
Dan kekosongan yang menusuk,
bersama waktu yang menemani.
Mendapati diri di bawah mentari.
Langit biru menaungi, dan
Hamparan harapan yang terbentang luas.
Namun yang kucari adalah kabut keraguan,
dan dingin air mata yang mengering,
Beribu 'mengapa' yang tak pernah menjadi 'karena'
Angin berhembus membawa kekosongan jawabannya.
Aku masih ingin kembali.
Tapi aku tersesat diantara kekosongan,
Atau terikat dengan keraguan.
Maafkan aku,
yang mungkin tak bisa menatap matamu seperti dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar